pemilu india wez buyar

NEW DELHI - Sedikitnya 107 juta pemilih menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum putaran kelima atau terakhir di India kemarin. Penghitungan suara akan dimulai Sabtu (16/5) nanti.



Pemilu tahap terakhir kemarin digelar di tujuh wilayah, yaitu Tamil Nadu, Uttar Pradesh, West Bengal, Punjab, Uttarakhand, Himachal Pradesh, Jammu, serta Kashmir. Dua wilayah administratif, yaitu Chandigarh dan Pondicherry pun menggelar pemilu di saat bersamaan.

Sebanyak 1.432 kandidat bertarung dalam pemilu legislatif di putaran terakhir. Salah satu wilayah penting yang diperkirakan bakal menjadi penentu dalam pemerintahan nanti adalah Tamil Nadu. Wilayah ini bakal memiliki 39 wakil di parlemen. Lima pemerintahan terakhir bahkan selalu dibangun dengan menggaet partai pemenang di Tamil Nadu yang masih rawan dengan kerusuhan dan bentrokan.

Tidak mengherankan bila masalah keamanan menjadi isu utama dalam pemilu di Tamil Nadu, yang berpenduduk 62 juta warga Tamil. Dari beberapa partai lokal yang bertarung di Tamil Nadu, Partai All India Anna Dravida Munnetra Kazagham (AIADMK) serta Dravida Munnetra Kazagham diprediksi akan bersaing ketat menjadi pemenang. Ketua Partai AIADMK J Jayalalithaa mengatakan, pihaknya sudah didekati partai-partai besar untuk bergabung dalam koalisi nanti.

"Ada penjajakan dari beberapa partai, tapi saya tidak akan menjawabnya sekarang. Saya akan menunggu sampai 16 Mei (penghitungan suara). Setelah mendapatkan hasilnya, barulah saya akan memutuskan apa yang seharusnya dilakukan," ujar Jayalalithaa.

Beberapa tokoh penting yang bertarung dalam pemilu kemarin adalah Menteri Dalam Negeri Palaniappan Chidambaram serta salah satu keturunan dinasti Gandhi, Varun Gandhi. Varun yang mewakili Partai Bharatiya Janata Party di Pilibhit, Uttar Pradesh menjadi sorotan setelah dalam salah satu pidatonya dia menyerang warga muslim.

Meski penghitungan suara baru akan dimulai Sabtu (16/5), koalisi pimpinan partai berkuasa --Partai Kongres-- diramalkan akan mengalahkan aliansi oposisi. Namun, tidak satu pun kelompok yang diperkirkan akan memenangkan suara parlemen mayoritas. Kini mereka akan berjuang membentuk aliansi baru untuk membentuk pemerintahan.

Hasil penghitungan cepat (quick count) yang dikeluarkan CVoter memperlihatkan aliansi sayap kiri pimpinan Kongres memenangkan 189-201 kursi dengan aliansi oposisi pimpinan BJP memenangkan 183-195 dari 543 kursi yang diperebutkan. Untuk memenangkan koalisi dibutuhkan 272 kursi sehingga memaksa Kongres dan BJP melakukan perburuan aliansi baru.

Kendati pemilu kemarin ini dinilai relatif damai, beberapa insiden kekerasan tetap mewarnai hari pemungutan suara. Seorang aktivis di West Bengal dilaporkan terbunuh dalam sebuah kerusuhan yang melibatkan petugas pemilu hanya beberapa jam sebelum pemilu digelar. Sedikitnya 17 petugas pemilu terluka dalam bentrokan di Tamil Nadu. Di Jammu dan Kahsmir terjadi pemboikotan pemilu.

Pemilu India terbagi dalam lima putaran yang dimulai pada 16, 23,30 April serta 7 dan 13 Mei. Jumlah pemilih yang terdaftar mencapai 714 juta orang. India menyediakan 828.804 tempat pemungutan suara di seluruh kawasan. Penghitungan suara akan dimulai Sabtu (16/5) dan parlemen diharapkan sudah terbentuk di 2 Juni mendatang.

Dari lima putaran yang sudah digelar, hanya satu insiden besar yang terjadi pada 16 April silam, yaitu pemberontak Maoist menyerang dan mengakibatkan 17 orang tewas. Pengamat politik meyakini bahwa pemilu kali ini tidak akan menghasilkan pemenang mayoritas.

Baik partai penguasa Partai Kongres Nasional ataupun Bharatiya Janata harus meminta dukungan partai lain untuk membentuk koalisi yang tangguh. Mereka minimal harus meraih 272 dari 543 kursi di parlemen. Karena itu, beberapa partai lokal diharapkan bisa memerankan peranan penting dalam pembentukan pemerintah mendatang.

Tahun lalu Partai Kongres Nasional pimpinan Perdana Menteri Manmohan Singh, yang sebelumnya didukung partai komunis, harus kehilangan dukungan karena mereka tidak setuju dengan persetujuan nuklir dengan Amerika Serikat.(Koran SI/Koran SI/jri)

0 komentar: